teks

selamat datang di blog saya

Senin, 20 Desember 2010

Oblada…Obladi…Obamaaa…Tralala…


Menyambut rawuh-nya Ndoro Obama, diujilah watak seluruh petinggi kita yang akan jadi pager bagus dan pager ayu. Watak wantu mereka sebagai wong Nusantara harus teruji. Keperluannya, supaya mereka tidak gampang terombang-ambing seperti layangan putus tatkala dibius angin budaya londo Amerika.
Ramah ke Ndoro Obama yo mesti ae, Dik. Namanya juga tuan rumah. Tapi tetaplah pada jati diri. Ojok sampek kita yang rambutnya lurus paling banter ikal, ujuk-ujuk pengin keriting cilik-cilik kayak Obama. Kita yang rata-rata 160 cm ndak usah minta jadi jangkung seperti bojone Yu Michelle itu. Nanti malah ketatap-tatap pintu helikopter seperti di awal-awal Obama manjing Gedung Putih.
Dewan kehormatan penguji adalah ponokawan Gareng, Petruk, dan Bagong. Tim penguji yang dipilih oleh ponokawan ditutup wajahnya dengan topeng tokoh-tokoh Amerika seperti Kolonel Sanders yang memprakarsai KFC. Tata ruang ujian dibikin mirip McDonald. Ini agar para penggede yang diuji merasa nyaman.
Nama pengujinya juga nama samaran. Tertera di dada kiri nama-nama bintang Amerika, seperti Tom Cruise, Tom Hank, Robert de Niro, Arnold Schwazenegger, Sylvester Stallone, Angelina Jolie, dan lain-lain. Ini agar para penggede yang diuji merasa akrab. Konon, orang kita lebih akrab dan seneng investasi Amerika ketimbang Arab, padahal duit Arab dan lain-lain jan-jane juga banyak yang mau jadi dayoh.
Setelah lolos dari semua pertanyaan tentang kepribadian bangsa, termasuk soal Susno Duadji, sekarang pertanyaan menginjak ke materi wayang. Wayang dianggap bukan cuma warisan Jawa, Madura, Bali, dan Sunda. Wayang itu warisan Nusantara untuk dunia seperti pernah ditetapkan oleh UNESCO. Di Lombok ada wayang Sasak. Di Batak ada wayang Sigale-gale.
***
Inilah hari pertama ujian nasional tentang wayang.
”Tolong Bapak jelaskan, Dasamuka itu siapa?” tanya penguji yang nama samarannya Sharon Stone.
”Hahaha…” Petinggi yang diuji kaget. Ternyata pertanyaannya ndak senjelimet ujian nasional.
Belum selesai penggede itu ketawa, baru menjelang koma, penguji sudah memotong. Wah, lebih galak lho penguji itu ketimbang orang-orang Pansus Century kalau nanya-nanya ke saksi. ”Bu Sharon, maaf, sesungguhnya saya belum selesai ketawa. Bu Stone, boleh saya selesaikan dulu…”
Ndak usah. Ini bukan soal Gerindra dan bukan soal Cak Markus. Jadi ndak usah ketawa. Langsung jelaskan, Dasamuka alias Rahwana itu siapa!?” bentak Arnold Schwazenegger.
”Jelas, Pak Seger, Dasamuka adalah sulung Pandawa. Dasamuka punya dua anak, yaitu Bima dan Arjuna…”
Mendengar itu seluruh penguji Tanah Air dalam kedok bintang-bintang Amrik itu manggut-manggut.
Penggede melanjutkan, ”Benar kan Pak Seger? Saya itu sudah ngerti dan menghayati banget budaya Indonesia termasuk wayang. Jadi, sebagai pejabat tinggi, saya tidak akan gampang terpengaruh oleh Obama. Anak saya yang masih SMA mungkin masih gampang diontang-anting oleh Amerika. Wong kesukaan dia makanan Amrik, Michael Jackson, film-film Hollywood. Bahaya kalau dia diketemukan mbarek Obama.
Kemarin dia saya tes. Le, Le, hayo, tembang Ilir-ilir yang diciptakan Sunan Kalijaga seperti apa. Masa’ dia nyanyi lagu Linkin Park. Dia yakin betul itulah Ilir-ilir. Prihatin saya. Bagaimana sih generasi sekarang ini. Ngisin-ngisini generasi pemimpin seperti saya. Yang betul Ilir-ilir itu kan begini, Obladi…Oblada…Life goes on, Brah…Lala how the life goes on…
Sylvester Stallone, ”Lha, bukannya itu lagu The Beatles?”
”Bukan. Bealtes kan yang bikin Bengawan Solo.”
Seluruh penguji Tanah Air, sekali lagi, mendengar jawaban punggawa itu manggut-manggut tanda setuju.
***
Menjengkelkan banget hari pertama ujian tentang wayang. Para punggawa dan penguji ternyata sudah nggak ada yang kenal wayang sebagai salah satu jati diri bangsa. Kalau ujian diterus-teruskan, nggak akan ada yang lulus jadi pager bagus dan pager ayu penyambutan Obama. Ponokawan sebagai Dewan Kehormatan Penguji mencari pola pertanyaan lain.
Esoknya, ketika seorang perempuan penggede negeri datang untuk fit and proper test jadi pager ayu Obama, Tom Hank, dan Cruise tanya, ”Bu, walaupun mungkin Ibu sudah ndak datang bulan lagi…Hmmm…Bukan maksud saya Ibu sudah tidak muda lagi dan tidak menarik lagi lho ya…”
Wis, cepetan, Hank, langsung pertanyaannya,” desak Angelina Jolie, ”Nanti kamu ndak jadi nguji malah dituntut kayak pegawai yang ngrangkul-ngrangkul Rike Dyah Pitaloka..”
Tom Hank mengisap rokoknya, mumpung RPP soal tembakau dan larangan merokok belum disahkan. Ia basahi telapak tangan dengan ludahnya lalu menyisir rambut dengan jari tangannya. ”Kalau misalnya Ibu ternyata bisa hamil lagi, lalu Ibu harus menamai anak dari nama salah satu tokoh wayang… Pertanyaannnya, Ibu akan menamainya siapa.”
”Kurawa!”
”Maksud kami, penguji di sini, yang harus Ibu ambil itu nama salah seorang tokoh wayang lho, misalnya Diponegoro, Sangkuriang, Dewa Ruci…”
”Hush, Dewa Ruci bukan wayang. Itu nama Kapal Perang RI. Nama anak saya ya Raden Kurawa itu! Kalau perempuan, ya Dewi Kurawa-wati…Apa susahnya sih?”
”Begini lho Bu…Ehmm…” Tom Hank sudah mulai panas tapi didinginkan oleh para penguji lain, ”Begini… Kurawa itu bukan nama tokoh wayang. Kurawa itu nama grup, nama kelompok, nama gerombolan, terdiri dari 100 orang. Pemimpinnya Semar.”
Wah, Sampeyan itu penguji tapi goblok. Yang nama grup itu Arjuna. Arjuna terdiri dari lima orang, yaitu Prabu Yudistira, Raden Bima, Raden Nakula-Sadewa dan terakhir Raden Pandawa.”
”Ehm, begini sajalah,” Kevin Costner menengahi. ”Bayangkanlah Kurawa itu grup band seperti Peterpan atau Padi. Jadi nama rombongan. Di dalamnya ada Ariel, ada Piyu arek Suroboyo itu. Gitu lho Bu…”
Wah, Pak, maaf, grup-grup band di Indonesia saya kurang tahu. Tapi kalau grup-grup di Amerika itu saya tahu…”
Terjadi pertengkaran antara pihak penguji dan yang diuji. Ujian dihentikan.
***
Gareng sebagai ketua Dewan Kehormatan Penguji tak heran kalau ibu-ibu punggawa lebih mengenal pemusik-pemusik Amerika. Wong perhelatan jazz di Indonesia saja lebih membanggakan pemusik-pemusik Amerika. Spanduk-spanduk memajang nama-nama pemusik bule. Nama-nama pemusik kita nyempil terakhir-terakhir dan sak upil-upil.
Gareng dan ponokawan lain tidak anti-Amerika. Gareng seperti dibisiki oleh Sharon Stone, cuma khawatir kalau kita kelak dijadikan seperti Irak. Amerika dan gang-nya adalah satu-satunya kekuatan asing di Negeri 1001 Malam itu. Makanya, Amerika seenaknya main tuduh Saddam Hussein punya nuklir lalu menggulingkannya dan bikin pemerintahan baru.
Mestinya negara-negara kuat seperti Negeri China dan Rusia disambut besar-besaran juga di Tanah Air. Jadi kalau Amerika mau neko-neko di sini, kita adu saja dengan China dan Rusia. Kalau kepribadian kita kuat, kita nggak akan ngeblok Amerika atau salah satu negara kuat lainnya. Kita akan mengundang semua kekuatan masuk di sini, sekaligus mengendalikan mereka.
Atas persetujuan Petruk dan Bagong, Gareng meminta seluruh yang berselisih soal wayang mohon fatwa ke Sunan Kalijaga. Wali Songo ini diyakini sebagai tokoh yang mengolah wayang India menjadi wayang Nusantara. Para petinggi dan tim penguji sudah bersimpuh di singgasana Sunan Kalijaga. Sunan lalu bersabda: ”Sayalah Sunan Kalijaga. Tapi kalian salah alamat kalau mau tanya soal wayang. Saya kira kalian semua datang ke sini untuk konfirmasi apa betul saya ada hubungan asmara dengan klien saya, artis kasus narkoba Jennifer Dunn. Nama saya itu memang betul-betul Sunan Kalijaga. Tapi Sunan Kalijaga pengacara. Pakai ”SH”. Ini akibat kalian kebanyakan nonton buron teroris dan kasus Century. Sampeyan ndak pernah nonton infotaintment ta?”
Gareng akhirnya menunda kedatangan Obama hingga Juni, sampai kita semua mempunyai harga dan jati diri. (*)
*) Sujiwo Tejo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar